Hubungan negeri serumpun antara Indonesia dengan Malaysia kian memanas.
Hal itu tersulut oleh ulah Malaysia yang menangkap 3 petugas DKP Kepri
di Tanjung Berakit wilayah resmi Indonesia.
Panglima TNI Jenderal
Djoko Santoso akhir pekan lalu di Jambi, menegaskan siap menjaga
kedaulatan negara, integritas, dan keutuhan wilayah NKRI serta menjaga
keselamatan bangsa.
Beberapa hari kemudian, PM Malaysia
Datuk Seri Najib Tun Razak mengaku tidak takut dan memperingatkan
Indonesia agar aksi demonstrasi terhadap Malaysia akan menimbulkan
kemarahan dan reaksi negatif dari rakyat Malaysia.
Situasi kian memanas. Di
dunia maya beredar kesiapan perang Malaysia dengan Indonesia seperti
misalnya yang ditampilkan di situs
http://www.topix.com/forum/world/malaysia.
Bahkan ajakan perang itu beredar di kalangan pengguna Blackberry Massenger di Batam, Provinsi Kepulauan Riau, yang berbatasan laut dengan Malaysia.
Nah,
bagaimana sebenarnya kekuatan tempur termasuk alat utama sistem
persenjataan (alutsista) serta personel tentara kedua negara.
Tribunnews.com
merujuk pada buku berjudul "Pertahanan Negara dan Postur TNI Ideal"
karya pengamat militer Universitas Indonesia, Connie Rakahundi Bakrie.
Buku
ini diluncurkan istri Mantan Pangkostrad Letjen TNI (Purn) Djaja
Suparman pada 2007 lalu di gedung DPR RI, memuat antara lain
perbandingan alutsista TNI dengan negara dunia dan utamanya di Asia
Tenggara.
Perbandingan Persenjataan:
- Alutsista jenis tank,
Indonesia hanya memiliki 350 unit kalah dari Singapura 450 unit meski
luas wilayah Indonesia hampir 3.000 kali lebih besar dari Singapura.
Di
Asia Tenggara, jumlah tank yang dimiliki TNI AD hanya berada di posisi
keempat setelah Vietnam 1.935 unit, Thailand 848 unit, Singapura 450
unit, dan Indonesia 350 unit.
Untuk Malaysia tidak disebutkan
jumlah kepemilikan tank- nya namun yang jelas di bawah Indonesia. Untuk
kemampuan dukung tank terhadap personel AD-nya, Singapura masih teratas
sedangkan Indonesia di posisi keenam.
- Untuk kekuataan artileri yang
dimiliki TNI AD jauh lebih banyak dari Singapura dengan jumlah mencapai
1.060 unit artileri yang digolongkan menjadi dua kategori jenis T dan
Mortir. Keunggulan artileri Singapura adalah karena terdiri dari
berbagai ragam artileri.
Di Asia Pasifik, dengan jumlah
artileri sebanyak itu Indonesia hanya di posisi ke-13. Di negara Asia
Tenggara, Indonesia di urutan ketiga setelah Vietnam (3.040 artileri)
dan Thailand 2.473 artileri.
Dengan demikian kemampuan dan jumlah artileri yang dimiliki Malaysia berada di bawah ketiga negara ini.
- Di Asia Tenggara
hanya ada tiga negara yang memiliki kapal selam yaitu Indonesia (2 unit
SSK), Singapura (3 unit SSK), dan Vietnam (2 unit SSI). Malaysia tidak
disebutkan memiliki kapal selam.
SSK adalah kapal yang dimiliki
Indonesia dan Singapura yang dapat dikategorikan tactical submarine
berjenis SSK (patrol submarine) dilengkapi anti submarine warfare (ASW).
Sementara SSI adalah kapal selam tenaga diesel.
- Untuk kapal perang
jenis PSC, di Asia Tenggara Indonesia teratas dengan jumlah PSC 29 unit
disusul Thailand, Vietnam dengan 11 PSC, Malaysia 11 unit PSC, dan
Singapura 6 unit PSC.
Namun untuk kapal perang jenis PCC,
Malaysia berad di peringkat atas dengan 185 unit disusul Thailand 110
unit sementara Indonesia hanya 23 unit yang terdiri dari 11 buah bertipe
kapal patroli biasa dilengkapi senjata kaliber 20 mm, 4 unit lainnya
diklasifikasikan dalam kapal patroli cepat dilengkapi SSM, 4 unit kapal
patroli dilengkapi torpedo anti-submarine, dan sisanya 4 unit kapal
patroli biasa.
- Secara umum untuk total pesawat tempur
TNI-AU berjumlah 247 unit, RSAF (Angkatan Udara) Singapura 153 unit.
Meski lebih banyak namun 53 persen pesawat tempur TNI-AU itu
dikategorikan fighter dibandingkan milik Singapura. Di Asia Tenggara,
Indonesia terbanyak dimana posisi kedua Vietnam 204 unit pesawat fighter
dan Thailand (posisi keempat) 87 unit pesawat.
Malaysia tidak
disebutkan namun yang jelas di bawah dari keempat negara yang disebutkan
di atas. Jenis pesawat fighter TNI-AU terdiri atas F-5, F-16, Sukhoi,
Su-30, dan 2 unit Su-27, F-5, dan berbagai jenis lainnya.
- Untuk helikopter yang
dimiliki TNI-AU hanya 38 unit terdiri atas dua jenis Assault dan
Transport (tipe NAS-332L Super Puma serta NAS-330 Puma). Di Asia
Tenggara, jumlah terbanyak helikopter dimiliki Singapura 110 unit, lalu
AU Filipina 80 unit. Indonesia berada di peringkat ketujuh dari 10
negara Asia Tenggara. Malaysia tidak disebutkan apakah dibawah Indonesia
atau diatasnya.
Sumber: http://www.tribunnews.com/
Minggu, 20 Mei 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar